Kamis, 21 Oktober 2010

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK GLOBAL DAN TEKNIK BAGIAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR PUKULAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS



PROPOSAL

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK GLOBAL DAN TEKNIK BAGIAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR PUKULAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

KELAS V DI SDN JUNTIWEDEN I

KABUPATEN INDRAMAYU

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah pada hakikatnya merupakan lembaga yang bertugas untuk membantu mengembangkan seluruh potensi anak didiknya, membekalinya denganilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan agar kelak dapat bermanfaat bagi bangsa dan negaranya serta mampu melanjutkan estafet pembangaunan bangsa.

Dalam Tujuan Pendidikan Nasional sendiri disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta ras tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Made Warta, 1997 : 15)

Untuk merealisasilan tujuan pendidikan tersebut di atas sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu mengemban amanat bangsa dan Negara itu. Dalam hal ini guru-guru, mempunyai peranan penting dalam melaksanakan pembinaan terhadap para kader penerus pembangunan.

Sebagaimana yang dikatakan Moh. Uzer Usman (1994:44) tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-keterampilan kepada siswa.

Apabila dilihat dari tujuan pembangunan nasional secara terperinci di atas, ternyata Nampak bahwa tujuan pendidikan nasional mencakup aspek kognitif, efektif dan psikomotor. Dengan aspek-aspek tersebut pendidikan jasmani merupakan pendidikan secara umum, tujuannya yntuk meningkatkan kesegaran jasmani para siswa yang menunjang terhadap tujuan pendidikan nasional. Sebgaimana dam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993:140, hal tersebut terungkap sebagai berikut :

Pendidikan jasmani bagian dari peningkatan kualitas manusia Indonesia yang perlu makin ditingkatkan dan di masyarkatkan sebagai pembinaan kesehatan jasmani dan rohani dilingkungan sekolah, masyarakat sehubungan dengan itu pula perlu ditingkatkan mengenai sarana dan Prasarana pendidikan jasmani dan kesehatan termasuk para pendidik, Para pelatih, untuk mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga.

Demikian jelas kedudukan pendidikan jasmani dan kesehatan yang merupakan hal penting dalam pencapaian pendidikan jasmani dan olahraga merupakan mata pelajaran yang dilaksanakan disekolah-sekolah adalah sebagai sarana untu terbentuknya manusia Indonesia sebagai manusia yang berkualitas.

Tercapai atau tidaknya suatu tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan pada suatu sekolah tergantung kepada berbagai faktor yang terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar mengajarnya. Dalam proses kegiatan belajar mengajar dituntunt pula kemahiran guru dalam menggunakan suatu metode dan dapat memilih metode yang paling tepat untuk suatu pelajaran tertentu.

Pendidikan jasmani dan kesehatan, sebagai bagian dari pendidikan umum bertujuan untuk mengembangkan fisik, kesehatan, keterampilan, dan kesegaran jasmani. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan olahraga yang dilakukan di tempat tertentu, baik secara kelompok, maupun secara perorangan dalam lingkungan sekolah, kantor dan masyarakat, merupakan wujud dari upaya dan usaha pemerintah dalan menyebarkan olahraga sebagai sarana untuk meme;ihara dan meningkatkan kesegaran jasmani. Kenyataan tersebut dapat kita lihat pada hari-hari tertentu seperti pada hari minggu, banyak masyarakat melakukan olahraga lari, dan olahraga permainan seperti permainan sepak bola, permainan bola voli, permainan bola basket, permainan bola tangan dan permainan bulutangkis.

Berbicara mengenai berbagai jenis olahraga permainan, bulutangkis merupakan olahraga yang banyak penggemarnya, selain itu juga dari cabang olahraga ini pula telah banyak diraih berbagai penghargaan internasional. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau olahraga ini semakin hari semakin bertambah pula peminatnya. Permainan bulutangkis dapat dianggap sebagai permainan yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani, penyaluran hobi dan rekreasi, bahkan untuk tingkatan yang lebih mahir merupakan olahraga prestasi seperti yang dibuktikan oleh Rudi Hartono, Susi Susanti, dan Taufik Hidayat yang telah mengharumkan nama Bangsa melalui kemahirannya dalam bermain bulutangkis.

Disekolah-sekolah biasanya permainan bulutangkis dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler ataupun merupakan materi pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, yang bertujuan penyaluran hobi, dan meningkatkan prestasi bagi anak yang mempunyai minat dan bakat dalam cabang olahraga tersebut. Permainan bulutangkis sendiri pada awal mulanya telah dikenal di Inggris sekitar abad ke-12. Permainan yang dulunya bernama “Battledore dan shuttlecock” (Tony Grice, 2004:1) ini dapat dimainkan oleh dua orang yang saling berhadapan, dan permainan ini disebut partai tunggal dan dua pasang pemain saling berhadapan, disebut partai ganda.

Selanjutnya Arma Abdoelah (1995:180) menjelaskan pengertian permainan bulu tangkis sebagai berikut :

Permainan bulu tangkis adalah suatu bentuk permainan yang setiap pemainnya memerlukan sebuah raket, sebuah shuttlecock yang dipukul puling baik melewati net sengan tinggi tertentu dalam lapangan permainan bulu tangkis.

Dari pengertian permainan bulutangkis di atas ada empat hal inti dari permainan bulutangkis tersebut, yaitu yang pertama pegangan raket yang baik dan benar, kedua cara memukul shuttlecock, ketiga kerja kaki dalam mengejar setiap shuttlecock yang datang dan yang keempat bagaimana mengembalikan oleh lawan dengan baik.

Untuk dapat melakukan keempat hal tersebut diatas, seorang pemain dituntut untuk menguasai teknik-teknik dasar permainan bulutangkis. Untuk lebih jelasnya teknik-teknik dasar permainan bulutangkis yang perlu dikuasai setiap pemain bulutangkis pada garis besarnya adalah sebagai berikut :

1. Pegangan (Grip)

2. Sikap (Stance)

3. Servis (Service)

4. Pukulan (Stoke)

5. Kerja Kaki (Foot work)

Berdasarkan uraian pada bagian atas diketahui bahwa untuk memainkan permainan bulutangkis tidak semudah seperti yang dibayangkan, akan tetapi memerlukan beberapa latihan teknik dasar.

Hal tersebut dikemukakan oleh Harsono ( 1998 : 100 ) latihan teknik (Technical Training) adalah latihan yang khusus dimaksudkan guna membentuk dan mengembangkan neuromuscular. Kesempurnaan teknik-teknik, dasar dari setiap gerakan adalah penting oleh karena itu gerak-gerak dasar setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasai secara sempurna.

Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa penguasaan unsur teknik dasar setiap cabang olahraga sangat diperlukan bagi setiap pemain. Latihan yang berulang-ulang akan membentuk kebiasaan motoris dari syaraf-syaraf otot dan dimilikinya teknik dasar yang sempurna akan menjadi dasar suatu teknik yang dibentuk secara keseluruhan.

Dalam mempelajari teknik dasar permainan bulutangkis sebaiknya disertai dengan metode-metode atau cara-cara yang mudah dipahami oleh anak didik. Metode-metode tersebut sangat membantu dalam kelancaran suatu proses belajar-mengajar. Ada banyak metode yang relevan yang bisa digunakan dalam mengajarkan teknik dasar permainan bulutangkis, diantaranya metode progresif, dan metode campuran.

Untuk mempelajari teknik dasar permainan bulutangkis yang benar tertama untuk siswa Sekolah Dasar (SD) maka seorang guru atau pelatih harus benar-benar memberikan teknik latihan yang tepat mengingat pada masa inilah yang menjadi basic bagi kemampuan siswa selanjutnya, akan tetapi para guru pendidikan jasmani atau olahraga terkadang memberikan materi pelajaran permainan bulutangkis dengan menggunakan metode global, artinya siswa seolah-olah dibiarkan bermain bulutangkis dengan gerakan teknik dasar yang dimilikinya sendiri-sendiri, baru setelah itu dejelaskan satu persatu tentang gerakan dan pukulan yang dilakukannya. Dengan cara-cara ini jelas penguasaan, keterampilan gerak teknik dasar permainan bulutangkis tersebut kurang dikuasai, oleh karena anak tidak diarahkan bagaimana seharusnya melakukan gerakan teknik dasar permainan bulutangkis yang baik dan benar, dengan melalui pentahapan-pentahapan materi dari yang paling mudah, sedang hingga yang paling sukar.

Pada penelitian ini penulis mencoba menerapkan metode bagian dalam mempelajari teknik dasar permainan bulutangkis bagi para siswa SD. Dengan menggunakan metode bagian (Part Method) maka pemberian atau penyampaian materi dibagi-bagi sesuai dengan tingkat kesukaran teknik dasar tersebut dan tingkat penguasaan materi yang diserap oleh anak didik. Gerakan-gerakan teknik dasar permainan bulutangkis yang dipelajari dari yang paling mudah, sedang hingga yang paling sukar.

B. Masalah Penelitian

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini penulis tuangkan sebagai berikut :

1. Bagaimana efektifitas metode pengajaran bagian (Part Method) dalam pengajaran teknis dasar bulutangkis ?

2. Bagaimana efektifitas metode pengajaran global dalam pengajaran teknik dasar bulutangkis ?

3. Method mengajar manakah yang lebih efektif part method atau global dalam pengajaran teknik dasar bulutangkis ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat efektifitas metode pengajaran bagian (Part Method) dalam pengajran teknik dasar bulutangkis.

2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas metode pengajaran global dalam pengajaran teknik dasar bulutangkis.

3. Untuk mengetahui metode pengajaran mana yang lebih efektif dalam pengajaran bulutangkis.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat dari penelitian ini, penulis bagi menjadi dua, yaitu :

1. Manfaat internal bagi penulis yaitu dari penelitian ini penulis dapat mengetahui teknik pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran teknik dasar bulutangkis.

2. Manfaat eksternal bagi pembaca atau insani olahraga agar mengetahui metode pembelajaran teknik dasar permainan bulutangkis yang lebih efektif.

E. Pembatasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi penelitian yaitu tentang efektifitas metode pembelajaran part method dan global dalam pengajaran teknik dasar permainan bulutangkis di sekolah dasar (SD).

F. Pembatasan Istilah

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah, serta menghindari miskonsepsi terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi istilah yang digunakan sebagai berikut :

1. Efektif adalah tepat guna atau tepat sasaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989).

2. Metode adalah cara yang telah diatur dan terpikir baik untuk mencapai suatu tujuan (ilmu pengetahuan); cara menyelidiki (mengajar dan sebagainya). Metode atau metodik barasal dari kata methodos (dalam bahasa Yunani), meta-hodos (jalan), artinya mengajar, menyelidiki cara melakukan suatu prosedur-prosedur. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Diknas.

3. Belajar, menurut kamus Bahasa Indonesia (2004). Belajar adalah berusaha(berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian baik ilmu pengetahuan dan keterampilannya.

4. Mengajar, menurut Nasution (1998:2). Mengajar adalah menanamkan ilmu pengetahuan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan pada anak didik; suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar-mengajar.

5. Metode Mengajar adalah system penggunaan teknik-teknik di dalan interksi dan komunikasi antara guru dan siswa dalam pelaksanaan program belajar.

6. Ekstrakurikuler. Menurut Petunjuk Teknis Pengajaran Pendidikan Jasmani (1990). Jakarta, proyek Pengadaan sarana Pembinaan dan penyempurnaan Dikmenum, ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang dilakukan di luar pelajaran tatap muka. Tempat kegiatan dapat dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah, dan diberikan nilai tersendiri jika diperlukan.

TINJAUAN TEORITIS

A. Landasan Teori

Pendidikan jasmani dan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu bentuk apresiasi pemerintah untuk memajukan dunia olahraga di tanah air khususnya dan menjadikan manusia Indonesia yang sehat secara jasmani dan rohani. Aktivitas olahraga merupakan suatu yang penting untuk meningkatkan keterampilan berolahraga, dalam pelaksanaanya keterampilan olahraga itu tidak diperoleh secara simultan, akan tetapi memerlukan bimbingan dari seorang pelatih atau guru. Dalam penyampaian materi tersebut seorang gurur atau pelatih memerlukan sebuah metode yang tepat guna.

Penggunaan metode yang tepat dalam suatu proses belajar – mengajar merupakan sarana sebagai jembatan penghubung, penyalur dan pengarah secara timbale balik. Dengan adanya metode yang baik dan tepat sebagai alat dalam mengarahkan dan membina siswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman suatu mata pelajaran dengan mudah. Sebagaimana di kemukakan oleh Winarno (1996 : 95), sebagai berikut :

Makin baik dan tepat metode itu, akan makin efektif pada penyampaian tujuan. Untuk menetapkan lebih dahulu apakah sebuah metode di katakana baik, di perlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor. Faktor utama yang sangat menentukan dalam tujuan yang akan dicapai.

Dengan demikian, bahwa untuk dapat menciptakan keadaan yang menyenangkan proses belajar mengajar, guru harus mempu dan memiliki strategi sebagai upaya dalam menggunakan metode yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Untuk mendukung pemecahan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa teori tentang metode mengajar yang dikemukakan oleh Supandi (1992 : 29), sebagai berikut :

Metode mengajar adalah suatu cara yng digunakan oleh guru, dalam mengajrakan suatu pokok bahasan atau unit materi pelajaran yang akan diajarkan dengan memusatkan pada suatu proses pada keseluruhan yang disesuaikan dengan situasi belajar, untuk mencapai suatu tujuan.

Untuk mencapai suatu tujuan belajar, maka seorang guru harus memahami., dan dapat berusaha untuk memberikan sesuatu dorongan, bimbingan, mengarahkan hasrat siswa dalam belajar. Dalam belajar siswa di harapakan mampu menerima, mengubah tingkah laku, dan memahami apa yang diajarkan guru sehingga pengetahuan yang tadinya tidak diketahui menjadi tahu, sesuai dengan pencapaian hasil belajar.

Sedangkan beberapa tokoh mengemukakan tentang belajar diantaranya Skiner, Kimble, Witherington dan Winarno Surahmad (1997 : 87), pendapat keempat tokoh tersebut di simpulkan sebagai berikut :

Belajar adalah suatau proses atau usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang benar secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Pendapat senada diungkapkan oleh Juhaya S. Praja mengutip pendapat Crow & Crow yang mengatakan : “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman”. (Juhaya S. Praja, 1995:102).

Dengan demikian belajar itu berlangsung mengikuti langkah-langkah dan tahap-tahap tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran. Seorang guru di tuntut untuk memilih metode yang sesuai dengan materiyang akan di berikan, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, semakin baik menggunakan metode, semakin efektif pula dalam mencapai suatu tujuan.

Adapun yang dimaksud dengan mengajar yang dikemukakan oleh Azrul Anwar (1995 : 38), adalah sebagai berikut :

Mengajar ialah suatu proses mengajak orang lain untuk memiliki suatu pengetahuan, pandangan keterampilan tertentu yang diwujudkan dalam suatu sipak dan perilaku tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.

Dari pengertian yang seperti ini di jelaskan jika menyebut belajar-mengajar maka yang dihadapi adalah suatu proses yang aktif yang berlangsung secara timbale balik. Proses yang seperti ini hanya dapat diwujudkan jika dapat dijalin suatu komunikasi yang sempurna. Sekalipun dalam pengertian belajar-mengajar terkandung adanya dua pihak yang saling berhadapan, yakni antara pendidik dan peserta didik, namun bukan berarti belajar-mengajar tersebut hanya berlangasung dalam suasana formal saja, seperti misalnya didalam ruang kelas. Sesuai dengan batasan yang dimiliki maka belajar-mengajardapat berlangsung di mana dan kapan saja, yang ingin kita sederhanakan dpat disebutkan dalam sekejap hal-hal yang memberikan pengalaman pada seseorang.

Lebih lanjut dinyatakan pula, bahwa mengajar tidak selamanya menggunakan bahasa, mengajar dapat pula dilaksanakan dengan demonstrasi tanpa bahasa atau dengan model untuk ditiru murid-murid. Mengajar dapat pula bertujuan membina sipak dan nilai-nilai disamping perkembangan intelek atau akal murid-murid. Mengajar dapat menerapkan berbagai metode mengajar sesuai dengan pandangan orang yang mengajar.

Terdapat beberapa aspek penting dalam kegiatan mengajar yaitu menciptakan kondisi belajar atau lingkungan belajar, terdapat informasi yang berupa verbal atau model lain seperti gerak yang disampaikan, dan Payer mengajar mengarah dan membimbing siswa ke arah yang dikehendaki, dan tidak kalah pentingnya ialah menialai hasil belajar siswa. Semua aspek tersebut dapat diterjemahkan ke dalam suatu pengertian yang popular yaitu metode pengajaran. Setiap metode pengajaran mempunyai kelebihan dan kelemhannya masing-masing. Oleh karena itu efektifitas metode mengajar sangat bergantung pada kemampuan pengajar, siswa, dan lingkungan atau situasi yang terjadi pada saat proses belajar-mengajar itu berlangsung. Boleh jadi sebuah metode pengajaran efektif di trapkan oleh guru A tapi tidak demikian dengan guru yang lain.

B. Metode Pengajaran

Dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi dan komputer (TIK) serta teknologi pendidikan yang lebih maju, pembelajaran kini dapat dilakukan secara interaktif dan tidak menjenuhkan.

Namun secara umum metode belajar-mengajar yang biasa dilakukan antara lain :

1. Metode didaktik, pada metode ini yang aktif adalah pendidik, sedangkan peserta didik tidak diberikan kesempatan ikut serta mengemukakan pendapat dan atau mengemukakan pertanyaan apapun. Dengan perkataan lain proses belajar-mengajar yang terjadi bersifat satu arah (one way method).

2. Metode sokratik, pada metode ini peserta didik diberikan kesempatan mengemukakan pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar-mengajar. Dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah antara pendidik si satu pihak dan peserta didik dilain pihak (two way method).

Melihat konteks di atas tentu mudah dipahami, bahwa metode soraktik lebih menjamin dapat tercapainya perubahan prilaku seseorang, dank arena itulah lebih dianjurkan untuk dapat dipergunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Adapun contoh dari masing-masing metode adalah sebagai berikut : Untuk metode didaktik misalnya, ceramah, siaran radio, siaran televise, mdia cetak dan multimedia pembelajaran. Untuk metode sokratik misalnya, diskusi kelompok, diskusi panel, forum, seminar, symposium, lokakarya, komperensi, studi kasus, demonstrasi, role laying, sosiodrama, modul, dan brain-storming.

Dalam fungsinya, metode merupakan alat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu makin baik sesuatu metode yang dipergunakan dalam memberikan pelajaran makin efektif pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Di dalam memilih metode perlu adanya pertimbangan dan menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa juga ada beberapa hal yang mesti diperhatikan, Supandi mengemukakan metode mengajar (1993:30), sebagai berikut :

Ø Metode mengajar harus dapat mengarahkan perhatian siswa terhadap hakekat belajar yang sepesifik sehingga siswa akan mengetahui dengan pasti tentang apa yang akan diharapkannya.

Ø Metode mengajar harus dapat memberikan atau membangkitkan motivasi untuk belajar.

Ø Metode mengajar harus dapat meningkatkan minat. Metode mengajar harus dapat memberikan umpan balik dengan segera.

Ø Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.

Ø Metode mengajar harus dapat menghindarkan dari frustasi dan dari kegagalan.

Ø Metode mengajar harus dapat meningkatkan transfer of learning, pada situasi-situasi di luar kelas.

Ø Metode mengajar harus dapat mengembangkan, membina, sikap positif pada diri sendiri, guru, materi pelajaran dan proses pendidikan pada umumnya.

Dengan beberapa metode mengajar di atas akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar, keberhasilan dalam proses belajar mengajar tergantung kepada guru yang menggunakannya suatu metode. Bila gurunya tidak memahami suatu metode dan metode yang baik akan berpengaruh terhadap belajar siswa, akan tetapi sebaliknya guru yang memahami metode mengajar menhormati murid dan menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan siswa yagn berbeda-beda.

C. Metode Praktek

Metode ini mungkin lebih sering di dengar untuk mata pelajaran yang memerlukan banyak melakukan praktek dan percobaan seperti IPA dan Pendidikan jasmani dan kesehatan. Dalam bidang pendidikan umum, berbagai metode baru telah ditemukan berdasarkan teori-teori baru dan penelitian dilapangan. Namun dalam mengajarkan keterampilan gerak belum terlihat penggunaan metode baru oleh para guru olahraga. Pada umumnya para guru olahraga menggunakan metode tradisional, suatu unsure pendting dalam metode belajar mengajar gerak adalah metode praktek, yaitu pelaksanaan gerak yang dipelajari. Metode praktek atau method of practice banyak dipengaruhi oleh teori belajar yang dianut lebih jauh Supandi menjelaskan tentang metode praktek (1993:31), adalah sebagai berikut :

Metode praktek padat, yaitu praktek suatu keterampilan yang dipelajari dan dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten tanpa diselingi waktu istirahat.

Metode praktek distribusi adalah praktek dalam waktu yang pendek dan sering diselingi waktu istirahat yagn pendek pula.

Secara garis besarnya, generalisasi beberapa penelitian merangkumnya sebagai berikut, praktek distribusi lebih efektif dibandingkan dengan praktek padat. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian dan percobaan.

Dari penelitian para ahli tersebut dapatlah disimpulkan, bahwa praktek distribusi lebih efektif daripada praktek padat. Lebih jauh Supandi (1995:38), menjelaskan tentang adanya metode praktek yang lain yaitu metode praktek global, metode praktek bagian, dan metode praktek campuran.

Metode global, metode keseluruhan atau whole-method adalah suatu cara mengajar yang beranjak dari yang umum ke yang khusus.

Metode bagian atau part-method adalah suatu cara mengajar yang beranjak dari suatu bagian kepada keseluruhan, atau dari yang khusus ke yang umum. Metode campuran adalah campuran dari metode global dan metode bagian.

Dalam mengajarkan keterampilan gerak atau permainan pada metode global bentuk yang utuh atau keseluruhan diajarkan terlebih dahulu kemudian dipecah-pecah menjadi bagian-bagian. Penguraian atas bagian-bagian baru dilakukan apabila bentuk keseluruhan sudah dikelnal atau dihayati. Metode ini didasari teori gestalt yang berpendirian bahwa hakekat belajar adalah menghubungkan dan menggabungkan bermacam-macam unsur, oleh kerena itu maka pola umum, konfigurasi antar hubungan dan sintesa harus di tonjolkan.

Dalam mengajarkan keterampilan gerak pada metode bagian dimulai dengan mengajarkan bagian unit terkecil dari suatu bentuk keterampilan dan apabila bagian-bagian tersebut telah dikuasai dengan sempurna barulah digabungkan menjadi suatu kesatuan. Metode bagian mengacu kepada waktu rencana dan pelaksanaan tugas-tugas secara bertahap. Setiap tahapan harus dikuasai terlebih dahulu sebelum tahap berikutnya, baru kemudian seluruh tugas itu dikerjakan secara global. Sedangkan pada garis besar langkah-langkah mengajarkan adalah sebagai berikut : pembiasaan konsep tentang bahan dalam keseluruhan, pelaksanaan praktek dalam keseluruhan, latihan bagian dan seterusnya.

D. Pengertian Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar merupakan sejumlah kegiatan yang di rencanakan dan di dilaksanakan. Dalam pelaksanaan, proses belajar mengajar dan di susun sedemikian rupa dengan memperhatian kepada tujuan yang hendak di capai dalam pengajaran yang diharapkan. Dalam hal ini Sujana menjelaskan (1998:30) sebagai berikut :

Belajar mengajar sebagai suatu proses, sudah tentu harus dapat menggambarkan dan menjawab beberapa persoalan yang mendasar, mengenai persoalan yang mendasar, mengenai persoalan pertama yang berhubungan dengan proses pengajaran, persoalan yang kedua berbicara tentang materi atau bahan yang akan di ajarkan, persoalan yang ketiga berhubungan dengan metode, dan persoalan yang ke empat berkenaan dengan penilaian dalam proses pengajaran.

Tujuan yang hendak dicapai dalam proses belajar mengajar merupakan suatu komponen yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar.tujuan pengajaran pada hakekatnya adalah hasil belajar yang diharapkan. Dengan adanya tujuan yang jelas dapat ditetapkan bahan pelajaran, tercapai tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan untuk dimiliki siswa tergantung pada suatu metode yang digunakan.

Metode dan alat yang digunakan berfungsi sebagai jembatan atau metode transformasi sebagai penghubung pelajaran yang ingin dicapai. Dalam keseluruhan proses belajar mengajar akan terjadi suatu interaksi antara berbagai komponen, dengan masing-masing komponen diusahakan saling pengaruh-mempengaruhi hingga dapat mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran, salah satu komponen yang utama adalah siswa.

Siswa adalah orang yang terlibat dalam proses belajar mengajar disekolah, jadi yang dimaksud siswa, sebagaimana ditegaskan dalam UU No.2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional sebagai berikut “siswa adalah istilah yang lumrah bagi anak yang bersekolah, pelajar, atau peserta didik.” Hal ini dapat dipahami karena yang harus mencapai tujuan, harus berubah dan berkembang adalah siswa oleh karena siswalah yang harus belajar dan guru berusaha memberikan materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa agar belajar dengan baik dan berprestasi.

E. Konsep Dasar Belajar Mengajar

Konsep dasar tentang proses belajar telah banyak dikemukakan, pada umumnya ada kesepakatan bahwa hal tersebut dapat dibedakan atas dua macam yakni 1) konsep asosias (associative learning), dasar dari konsep ini adalah rangsangan tanggapan (stimulus response). Karena adanya rangsangan, maka seseorang memberikan tanggapan hingga terbentuklah perilaku. 2) Konsep rangsangan-tanggapan ini menentukan manusia hanya sebagai makhluk yang bersifat reaktif yakni bereaksi terhadap rangsangan yang diterimanya. Pada saat ini dikenal beberapa konsep belajar-mengajar yang termasuk dalam konsep asosiasi, yakni :

1. Trial an error, yaitu rangsangan yang diterima seseorang akan menimbulkan tanggapan pada orang tersebut, yakni dalam mengatasi masalah yang ditemukan. Hanya saja tanggapan yang dilakukan oleh orang tersebut bertitik tolak dari sifat mencoba-coba, untuk kemudian jika ditemukan kesalahan akan diperbaiki pada masa yang akan datang.

2. Conditioning, seseorang yang telah terbiasa menerima rangsangan tertentu akan menghasilkan tenggapan tertentu, akan terwujud dalam tingkah laku tertentu pula jika rangsangan tersebut tidak berasal dari upaya sendiri maka tanggapan tertentu tidak akan terwujud.

3. Imitation and identification, yaitu tanggapan yang dihasilkan seseorang yang terwujud dalam bentuk prilaku, adalah karena hasil peniruan ataupun hasil pengidentifikasian diri terhadap rangsangan yang bersangkutan. Misalnya prilaku orang lain yang berada disekitarnya.

F. Konsep Kognitif

Berbeda dengan konsep asosiasi dimana perilaku terbentuk karena adanya rangsangan, maka pada kognitif hal ini tidaklah ditentukan. Proses yang berlangsung disini karena adanya imaginasi, persepsi serta penalaran orang yang bersangkutan. Dengan demikian manusia disini dipandang sebagai makhluk yang bersifat aktif, yang berupaya menemukan hal-hal baru, bukan sampai ke yang bersifat abstrak sekalipun.

Dalam kehidupan sehari-hari, kedua macam konsep ini sering berlangsung bersamaan. Artinya adanya faktor rangsangan yang melahirkan tanggapan, juga ditemukan faktor pe-nalaran, yang keduanya, akan menghasilkan suatu prilaku tertentu. Lebih jauh Nana Sujana dan Daeng Arifin (1995:31) menjelaskan tentang konsep belajar mengajar sebagai berikut: “Tujuan isi bahan, metode, alat dan penilaian yang terbentuk adanya atau terjadinya pengajaran”. Keempat unsur tersebut saling berkaitan, saling berhubungan dengan masalah tujuan dari proses pengajaran, persoalan pertama berhubungan dengan masalah tujuan dari proses pengajaran, persoalan kedua berbicara mengenai bahan atau materi pelajaran, persoalan ketiga masa persoalan yang ke empat tentang penilaian atau evaluasi dari hasil proses belajar mengajar.

Menyimak permasalahan-permasalahan yang hampir sama di kemukakan oleh Nasution, maka persoalan itu menjadi komponen utama yang harus dapat memenuhi dalam proses belajar mengajar. Keempat komponen tersebut tidak berarti berdiri sendiri-sendiri tetapi saling berkaitan dan saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lainnya.

Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan awal yang harus ditetapkan dalam proses pengajaran yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan dalam pengajaran. Tujuan pada dasarnya merupakan rumusan dan kemampuan-kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa setelah menyelesaikan kegiatan dan pengalaman belajar dalam proses pengajaran.

Dari tujuan di atas jelas dan operasional dapat di tetapkan bahwa pelajaran yang harus menjadi isi dari kegiatan belajar mengajar. Bahan pelajaran inilah yang diharapkan dapat mewarnai tujuan, mendukung tercapainya isi tujuan atau tingkaj laku yang diharapkan untuk siswa.

Metode dan alat yang digunakan dalam pelajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, metode dan alat berfungsi sebagai pengantar atau media bahan pelajaran dengan tujuan yang ingin dicapai untuk menetapkan apakah tujuan telah tercapai atau tidak dalam pengajaran, penilaian berperan sebagai tolak ukur tercapainya tidak suatu tujuan. Itulah sebabnya fungsi penilaian pada dasar.

Dari gambaran uraian di atas jelas bahwa empat komponen saling berhubungan dan saling mempengaruhi antara yang pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Jika di analisa lebih lanjut sehubungan dengan komponen di atas maka dapat dikatakan proses melajar mengajar (pengajaran) pada dasarnya tidak lain adalah proses mengkoordinir sejumlah komponen sehingga satu sama lainnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi, membangkitkan motivasi belajar pada diri murid secara optimal yang mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

G. Kegiatan Ekstra Kurikulker di SD

Sekolah Dasar (SD) termasuk sekolah yang memiliki jumlah murid yang cukup banyak yaitu sekitar 479 orang oleh karena itu, ini merupakan sebuah potensi bagi sekolah untuk lebih menggarap dan mengembangkan potensi anak didiknya melalui berbagai kegiatan yang bersifat positif diantaranya adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka di sekolah serta di luar sekolah. Dengan tujuan untuk menambah wawasan siswa dan mengembangkan minat serta bakatnya. Di SDN Juntiweden salah satu bentuk kegiatan ekstra yang cukup eksis adalah olahraga, selain dari pramuka.

H. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis

Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler bulutangkis ini penulis mencoba, menguraikan beberapa macam teknik dasar permainan bulutangkis yang benar.

Dalam permainan bulutangkis teknik dasar yang harus di kuasai setidaknya ada lima macam yaitu :

1. Teknik Pegangan (Grip) raket.

a. Pegangan forehand (American grip)

b. Pegangan beckhand (beckhand grip)

c. Pegangan campuran atau gaya jabat tangan (shakehand grip)

d. Pegangan cara inggris (English grip)

2. Sikap (stance)

3. Servis (service)

a. Service pendek

b. Service lob

c. Drive

4. Pukulan (Stroke)

a. Pukulan Overhead

b. Pukulan Lob (Clear)

c. Pukulan Smash

d. Pukulan Dropshot

e. Pukulan Drive

5. Kerja kaki (Foot Work)

Adapun penjelasan dari teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut :

a. Teknik Pegangan Raket (Grip)

Bulutangkis diknal sebagai olahraga yang banyak menggunakan pergelangan tangan. Karena itu, benar tidaknya cara memegang raket akan sangat menentukan kualitas pukulan seseorang.

Salah satu teknik dasar bulutangkis yang sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap calon pebulutangkis adalah pegangan raket. Mengusai cara teknik pegangan raket yang betul, merupakan modal penting untuk dapat bermain bulutankis dengan baik pula. Oleh karena itu, apabila teknik pegangan raket salah dari sejak awal, sulit sekali meningkatkan kualitas permainan. Pegangan raket yang benar adalah dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan semua jenis pukulan dalam permainan bulutangkis.

Cara pegangan raket yang benar adalah raket harus dipegang dengan menggunakan jari-jari tangan (ruas jari tangan) dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga pada saat memukul cuck. Hindari memegang raket dengan cara menggunakan telapak tangan (seperti memegang golok).

Teknik paling dasar dari permainan bulutangkis adalah pegangan raket, ada beberapa jenis pegangan raket yaitu sebagai berikut :

1) Pegangan forehand (America grip)

Letakkan raket dilantai, kemudian ambil dan peganglah pada ujung tangkainya dengan cara : bagian tangan antara ibu jari dan jari telunjuk menempel pada bagian permukaan tangkai raket yang luas.

Gambar : Grip Amerika

Gambar 1

2) Pegangan backhand (Backhand Grip)

Untuk backhand grup, geser “V” tangan ke arah dalam. Letaknya di samping dalam bantalan jempol berada pada pada pegangan raket yang lebar.

Dari grip Inggris, anda dapat beralih ke grip backhand dengan memutar raket seperempat putaran ke kiri, sedangkan dari grip backhand, anda dapat beralih ke grip Amerika dengan memutar raket setengah putaran ke kiri pula.

Gambar 2

Cara latihan Backhand

Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.

Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.

a) Lakukan gerakan kea rah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergeglangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan.

b) Gerakan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.

c) Memukul bola (kok) ke tembok.

d) Bouncing ball.

3) Pegangan campuran atau gaya jabat tangan (Shakehand grip)

Gaya “Jabat Tangan” ini campuran dari cara Amerika Inggris. Cara memegang dengan cara campuran dan dengan cara pegangan Inggris, setelah raket dimiringkan, dipegang, seperti pada saat berjabat tangan.

a) Sikap (Stance)

Sikap dan posisi berdiri di lapangan

Sikap dan posisi di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga dengan sikap yang baik dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan permainan.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan :

· Harus berdiri sedemikian rupa, sehingga berat badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh.

· Tekuk kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap tegak dan rileks. Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki sejajar atau salah satu kaki diletakkan di depan kaki lainnya.

· Kedua lengan dengan siku bengkok pada posisi di samping badan, sehingga lengan bagian atas yang memegang raket tetap bebas bergerak.

· Raket harus dipegang sedemikian rupa, sehingga kepala (daunnya) raket berada lebih tinggi dari kepala.

· Senantiasa wapada dan perhatikan jalannya kok selama permainan berlangsung.

b) Service

Ada beberapa jenis service yaitu :

(1) Service Panjang

Untuk melakukan service pangjang hampir sama dengan gerakan mengayun pada pukulan forhand, underhand. Pemain yang akan melakukan service harus berdiri di dekat garis tengah dan kira-kira 4 hingga 5 kaki (1,5m). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini:

Gambar 5

Fase persiapan

o Grip handshake atau pistol

o Berdiri dengan kaki direnggangkan satu didepan dan satu di belakang.

o Chock dipegang pada ketinggian pinggang.

o Berat badan pada kaki yang berada di belakang.

o Tangan yang memegang raket pada posisi Backswing.

o Pergelangan tangan di tekukkan.

Gambar 6

Fase Pelaksanaan

o Berat badan di pindahkan.

o Gunakan gerakan menelungkupkan tangan bagian bawah dan sentakkan pergelangan tangan.

o Lakukan kontak pada ketinggian lutut.

o Bola akan melambung tinggi dan jauh.

Gambar 7

Fase Follow – Through

o Akhiri gerakan dengan raket mengarah ke atas lurus dengan gerakan chock.

o Silangkan raket di depan dan di atas bahu tangan yang tidak memegang raket.

o Putar pinggul dan bahu.

(2) Service Pendek

Persiapan untuk melakuan servis pendek sama dengan servis panjang. Satu-satunya pengecualian adalah anda harus berdiri lebih dekat ke garis servis pendek, kira-kira dalam jarak 6 inci (15 cm atau kurang). Tangan yang memegang raket harus berada dalam posisi hackswing, dengan tangan dan pergelangan tangan yang menekuk saat anda melepas chock, pindahkan berat badan dari kaki belakang ke kaki depan dan tarik tangan ke bawah ketinggian pinggang. Namun, saaat tangan yang memegang raket maju kearah depan, gerakan prgelangan tangan hanya sedikit atau bahkan tidak bergerak sama sekali karena chock.

Berikut ini cara melakukan service pendek forehand.

Gambar 8

Fase persiapan

o Grip handshake atau pistol

o Posisi berdiri kaki direnggangkan di depan dan di belakang.

o Chock dipegang pada ketinggian pinggang.

o Tangan yang memegang raket pada posisi backswing.

o Pergelangan tangan ditekukkan.

Fase Pelaksanaan

o Berat badan dipindahkan ke kaki depan

o Gerakan pergelangan tangan sedikit atau tidak sama sekali.

o Kontak terjadi pada ketinggian paha.

o Chock bergerak rendah diatas net.

Gambar 9

Fase Follow-Through

o Gerakan diakhiri dengan raket mengarah lurus dengan gerakan chock.

o Silangkan raket di atas depan bahu yang tidak memegang raket.

o Putar pinggul dan bahu.

Gambar 10

(3) Lob Service

Lob Service terutama dalam permainan tunggal Lob Service tinggi digunakan untuk sedapat-dapatnya memukul shuttlecock sampai ke dekat garis belakang, dan menukik tajam lurus ke bawah. Oleh karena itu, pukulan lob service harus dilakukan dengan kekuatan penuh. Pasanglah kedua kaki lebih lebar dan ayunkan lengan ke belakang dengan disertai penerusan pukulan yang keras. Sehingga pada akhir gerakan dari seluruh pukulan raket brada diatas badan dan ayunan raket beserta perpindahan berat badan dari belakang ke depan harus dilakukan secara optimal. Sementara itu jangan lupa segera menurunkan tangan kiri kembali.

(4) Drive Service

Drive service adalah pukulan service yang rendah dan datar yang biasanya diarahkan ke sisi backhand lawan.

Berikut ini adalahkecepatan dan datangnya yang tidak di sangka lawan.

Berikut cara melakukan service drive

Fase Persiapan

o Menggunakan grip shakehand atau pistol.

o Posisi berdiri satu kaki di depan dan satu kaki di belakang.

o Pegang chock pada ketinggian pinggang.

o Letakkan berat badan pada kaki belakang.

o Tangan yang memegang raket melakukan backswing.

o Pergelangan tangan ditekukkan.

Fase Pelaksanaan

o Berat badan dipindahkan

o Gunakan gerakan pergelangan tangan dan rotasi tangan bagian bawah yang kuat.

o Lakukan kontak pada ketinggian paha.

o Chock bergerak dengan perlahan.

Fase Follow-Through

o Akhiri gerakan dengan raket yang mengarah ke atas lurus dengan gerakan chock.

o Akhiri gerakan mengayun dengan cepat untuk kembali ke posisi siap.

o Kedua tangan menyelesaikan gerakan dan bersiap-siap untuk menghadapi pengembalian bola yang cepat.

(5) Pukulan

Setelah kita menguasai dan memahami cara pegangan raket bulutangkis yang baik, langkah berikutnya adalah menguasai berbagai jenis pukulan ini sangat penting bagi seorang pemain bulutangkis, oleh karena itu lancarnya suatu permainan ditentukan oleh penguasaan cerbagai jenis pukulan yang menyebabkan permainan tersebut menarik dan enak di tonton. Jenis pukulan pada permainan bulutangkis memang banyak dan berbeda-beda akan tetapi pada dasarnya mempunyai gerak permulaan yang sama, yaitu misalnya ukulan smash, lob dari atas kepala dan drop dari atas kepala. Hanya penyesuaian akhir sajalah yang berbeda dan menentukan macam pukulan itu.

Berikut ini jenis-jenis pukulan (stroke) dalam bulutangkis dan cara melakuannya.

(a) Pukulan Ovehead

§ Pukulan Forehand Overhead

Gerakan pukulan ini hampir sama dengan gerakan melempar bola, mekanismenya juga hampir sama. Pukulan jenis ini biasanya dilakukan dari setengah sisi belakang lapangan pemain.

Gambar 12

Fase Persiapan

o Grip handshake atau pistol

o Posisi memukul menyamping

o Kedua tangan ke atas

o Berat badan belakang.

Gambar 13

Fase Pelaksanaan

o Siku mendahului gerakan mengulurkan tangan.

o Gerakan tangan yang tidak dominan ke bawah.

o Putar tubuh bagian atas.

o Gapai tinggi ke atas untuk memukul.

o Gerakan tangan bagian bawah menelungkup ke depan.

§ Pukulan forhand, backhand, overhand.

Jenis pukulan ini membuat pemain mampu mengembalikan pukulan lawan walaupun lawan berada di belakang sepenuhnya.

Gambar 14

Fase Persiapan

o Grip handshake atau pistol dengan ibu jari mengarah ke atas pada sudut kiri pegangan raket.

o Posisi memukul menyamping kea rah belakang

o Tahan tangan yang paralel ke lantai, kepala raket mengarah ke bawah.

o Letakan berat badan pada kaki belakang yang dominan

Gambar 16

Fase Pelaksanaan

o Siku mendahului gerakan mengeluarkan tangan

o Gerakkan tangan yang tidak dominan ke bawah

o Putar tubuh bagian atas gapai tinggi ke atas untuk melakukan pukulan

o Telentangkan tangan bagian bawah

o Kepala raket mengikuti gerakan

Gambar 17

§ Raket mengikuti daerah kontak mengarah ke bawah sejajar dengan pengambilan bola

§ Dorong tubuh ke depan dengan kaki yang berada di belakang untuk mendorong tubuh anda kembali ke tengah lapangan

§ Gunakan pemindahan best badan untuk menambahkan momentum dan tenaga

(b) Pukulan Lob (clear)

Pukulan lob adalah pukulan yang diarahkan agar shutlechock melambung tinggi dan jatuh diusahakan pada dekat bagian garis belakang bidang permainan lawan.

Jenis pukulan ini ada dua jenis: pukulan forhand dan clear backhand.

Berikut ini cara melakukannya.

§ Bentuk clear forhand

Gambar 18

Fase persiapan

o Grip handshake atau pistol

o Kembali ke posisi menunggu atau menerima

o Tahan tangan yang memegang raket di atas dengan kepala raket yang menghadap ke atas

o Berat badan seimbang pada kedua kaki

Fase pelaksanaan

o Raih bola dengan kaki yang dominan

o Putar dan balikkan badan kea rah datangnya bola

o Pergelangan tangan pada posisi ditentukan ke belakang

o Lakukan foreward swing untuk memukul bola setinggi mungkin

o Telungkupkan tangan bagian bawah

o Kepala raket mengikuti gerakan

Fase Follow-Through

o Lanjutkan gerakkan mengayun lurus dengan arah bola

o Lakukan ayunan kea rah net

o Tangan yang memegang raket berputar

o Dorong tubuh kembali ke bagian tengah lapangan

§ Clear beckhead

Gambar 19

Fase persiapan

o Grip backhand atau thumb-up

o Kembali ke posisi menunggu atau menerima

o Tahan tangan yang memegang raket paralel dengan lantai

o Kepala raket mengarah ke bawah

o Berat badan seimbang pada kedua kaki

Fase pelaksanaan

o Raih bola dengan baik yang dominan

o Putar punggung membelakangi net

o Pergelangan tangan pada posisi ditentukan ke belakang

o Siku mendahului gerakan forward swing

o Kepala raket mengikuti gerakan tangan ke atas saat kontak

o Pukulan bola pada poin setinggi mungkin

o Arahkan permukaan raket ke atas

o Telentangkan tangan bagian bawah

Fase Follow-Though

o Teruskan gerakan mengayun ke atas

o Raket mengikuti gerakan chock

o Lakukan ayunan mengarah ke net

o Gerakan raket berakhir secara alami

o Dorong kaki yang berada di belakang untuk kembali ke bagian tengah lapangan

o Kembali ke bagian tengah lapangan

(c) Pukulan Smash

Pukulan smash adalah pukulan yang cepat, diarahkan ke lawan dengan kuat, dan tajam, untuk mengembalikan bola pendek yang telah dipukul ke atas. Pukulan smash hanya dapat dilakukan dari posisi overhead, bola dipukul dengan kuat, tapi anda harus mengatur tempo dan keseimbangan sebelum mencoba mempererat kecepatan smash anda. Ciri yang paling penting dari pukulan smash overhead yang baik, selain dari kecepatan adalah sudut raket yang mengarah ke bawah. Bola dipukul di depan tubuh lebih jauh dari pukulan clear atau drop. Permukaan raket diarahkan untuk mengarahkan chock lebih ke bawah. Jika smash yang anda lakukan cukup tajam, pukulan tersebut mungkin tidak dapat dikembalikan.

Beberapa karakteristik dari smash juga menimbulkan masalah bagi pemain yang melakukan smash. Jika smash dikembalikan, anda hanya akan memiliki sedikit waktu untuk kembali ke posisi semula. Smash overhead memerlukan energy yang sangat banyak dan dapat melelahkan anda dengan cepat. Selain itu, semakin jauh anda dari net, semakin berkurang ketajaman smash anda. Dengan demikian, penting bagi anda untuk memilih waktu yang tepat untuk menggunakan smash dengan efektif.

Arti penting dari pukulan smash adalah pukulan ini hanya memberikan sedikit waktu pada lawan untuk bersiap-siap atau mengembalikan setiap chock pendek yang telah mereka pukul ke atas. Pukulan smash digunakan secara ekstensif dalam partai ganda. Sinematografi gerakan yang berkecepatan tinggi telah memperlihatkan bahwa pukulan smash overhead kehilangan kira-kira dan pertiga dari kecepatan awalnya pada saat chock mencapai lawan pada sisi lapangan lainnya. Semakin tajam sudut yang anda buat, semakin sedikit waktu yang dimiliki lawan untuk bereaksi. Selain itu, semakin akurat smash semakin luas lapangan yang harus ditutupi lawan.

Gambar 20

Fase persiapan

o Grip handshake

o Kembali ke posisi menunggu atau menerima

o Memutar bahu dengan telapak kaki yang diangkat di bagian belakang.

o Menggerakkan tangan yang memegang raket ke atas dengan kepala raket mengarah ke atas.

o Membagikan berat badan seimbang pada bagian depan telapak kaki

Fase Pelaksanaan

o Meletakkan berat badan pada kaki yang berada di belakang

o Menggerakkan tangan yang tidak dominan ke atas untuk menjaga keseimbangan

o Gerakkan backswing menempatkan pergelangan tangan pada keadaan tertekuk

o Lakukan forward seing ke atas untuk memukul chock pada posisi chock setinggi mungkin.

o Melemparkan raket ke atas dan dengan permukaan raket mengarah ke bawah.

o Tangan kiri menambah kecepatan rotasi bagian atas tubuh

Fase Follow-Though

o Tangan mengayun ke depan melintasi tubuh

o Gunakan gerakan menggunting dan dorong tubuh dengan kedua kaki.

o Gunakan momentum gerakan mengayun kembali ke bagian bawah.

§ Smash backhand

Fase Persiapan

o Ciri handshake backhand atau pistol dengan ibu jari mengarah ke atas

o Kembali ke posisi menunggu atau menerima

o Putar bahu dengan punggung menghadap net

o Gerakkan tangan yang memegang raket kea rah atas dan paralel dengan lantai

o Kepala raket mengarah ke bawah

o Berat badan seimbang pada kedua telapak kaki bagian depan

Fase pelaksanaan

o Letakkan berat badan pada kaki yang berada di belakang

o Gerakkan tangan yang dominan ke atas untuk menjaga keseimbangan

o Gerakkan backswing menempatkan pergelangan tangan pada keadaan tertekuk dengan ibu jari mengarah ke bawah

o Lakukan forward swing setinggi mungkin dengan didahului gerakan raket

o Lemparkan raket anda ke atas dengan permukaan raket mengarah ke bawah

o Gunakan tangan kiri untuk mempercepat rotasi tubuh

Fase Follow-Though

o Gerakkan mengayunkan raket harus dengan gerakan chock

o Gerakkan mengayun bergerak turun secara alami

o Gunakan tangan bagian bawah dan dorong ke depan dengan kaki yang berada di belakang

o Gunakan ayunan tubuh bagian atas dan berpindah berat badan untuk kembali pada bagian tengah lapangan

(d) Pukulan dropshot

Pukulan dropshot adalah pukulan yang dilakukan seperti smash. Perbedaannya pada posisi raket saat perkenaan dengan chock. Chock dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang halus. Dropshot (pukulan potong) yang baikadalah apabila jatuhnya chock dekat dengan net dan tidak melewati garis ganda.

Karakteristik pukulan potong ini adalah, chock senantiasa jatuh dekat jarring di daerah lapangan lawan. Oleh karena itu harus mampu melakukan pukulan yang sempurna dengan berbagai sikap dan posisi badan dari sudut-sudut lapangan permainan. Factor pegangan raket, grak kaki yang cepat, posisi badan dan proses perpindahan berat badan yang hermonis pada saat memukul merupakan faktor penentu keberhasilan pukulan ini.

Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan smash. Dalam pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan chock pada sudut-sudut lapangan lawan sedekat mungkin jarring/net, dengan variasi gerak tipu dan raket sebelum perkenaan raket dan chock, yang menyebabkan lawan terhambat mengantisipasi dan bereaksi atas datangnya chock secara mendadak.

Hal yang perlu diperhatikan

1. Pergunakan pegangan forehand. Pegang raket dan posisinya di samping bahu.

2. Posisi badan menyamping (vertical) dengan arah net, posisi kaki kanan berada di belakang kaki kiri. Pada saat memukul chock, harus terjadi perpindahan beban dari kaki kanan ke kaki kiri.

3. Posisi badan harus selalu diupayakan berada di belakang chock.

4. Pada saat perkenaan chock dengan sentuhan halus.

5. Untuk arah forehand lawan, pukul bagian lengkungan chock sebelah kanan dan lengkung kiri chock untuk tujuan backahand.

6. Posisi akhir raket mengikuti arah chock. Biasakan bergerak cepat.

7. Mengambil posisi pukul yang tepat di belakang chock.

8. Perhatikan gerak langkah dan keseimbangan badan pada saat dan setelah memukul chock.

9. Kok harus dipukul dengan sikap lengan lurus dan hanya menggunakan tenaga kecil.

10. Pukulan potong ini mengandung aspek kehalusan gerak dan gerak tipu.

(e) Pukulan Drive

Drive adalah pukulan datar yang mengarahkan bola dengan lintasan horizontal melintasi net. Baik drive forehand maupun backhand mengarahkan kok dengan ketinggian yang cukup untuk melakukan clear pada kok dengan jalur yang datar atau sedikit menurun.

Gambar 23

Fase Persiapan

1. Grip handshake atau pistol

2. Kembali ke posisi menunggu atau menerima

3. Menggerakkan tangan yang memegang raket ke atas, di depan dada

4. Memebagikan berat badan dengan seimbang pada kedua kaki

Gambar 24

Fase Pelaksanaan

1. Meraih kok dengan kaki yang dominan

2. Berputar dan berbalik kea rah datangnya bola

3. Gerakan backswing menempatkan pergelangan tangan pada keadaan tertekuk, dengan telapak tangan menghadap ke atas

4. Gerakan forward swing didahului oleh siku, pukul kok pada poin yang setinggi mungkin

5. Gerakan menelungkupkan tangan memberikan tenaga

6. Tangan dan pergelangan tangan berputar.

Gambar 27

Fase Follow – Through

1. Meneruskan gerakan ke atas searah dengan gerakan kok

2. Melakukan gerakan mengayun ke arah net dengan alami

3. Mengakhiri gerakan dengan telapak tangan menghadap ke bawah.

4. Mendorong tubuh dengan kaki

5. Menggunakan momentum ayunan untuk kembali ke bagian tengah lapangan.

Foot work

Setelah menguasai semua teknik tadi, teknik yang tidak boleh dilupakan adalah teknik gerak kaki. Dalam permainan bulutangkis shuttlecock tidak boleh jatuh di lantai. Pemain harus terus menerus bergerak dengan cepat dan teapt mengerjar dan memukul shuttlecock. Ketepatan dan keterampilan gerak kaki dalam permainan bulutangkis menjadi sangat penting. Untuk melaksanakan berbagai jenis dan macam pukulan tidak cukup hanya mengandalkan keterampilan pergerakan tangan saja. Gerakan dan kedudukan sepasang kaki amat menentukan dan kegagalan melakukan pukulan. Dan oleh karena itu, selain keterampilan tangan juga wajib menguasai ketepatan keterampilan gerak kaki. Tujuan dari footwork yang baik adalah supaya dapat bergerak secara efisien dari lapangan permainan bulutangkis.

Ada enam daerah dasar dan tempat-tempat dimana harus bergerak secara efektif dan efisien. Permainan bulutangkis tidak hanya mengandalkan pada pukulan semata, akan tetapi pergelangan kaki, akan sangat menetukan dan membantu hasil pukulan tersebut.

Berikut ini adalah langkah-langkah pergerakan kaki yang harus dikuasai oleh seorang pemain bulutangkis yaitu, sebagai berikut :

1. Pergerakan ke kiri muka. Biasanya untuk pukulan ini dilakukan untuk pukulan backhand underhand neta atau pukulan clear.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Langkah pertama adalah langkah kecil kearah kiri muka.

b. Langkah kedua adalah langkah panjang dengan kaki kanan dari jarring. Berat badan pemain akan berpindah ke kaki kanan pada saat raket bergerak ke posisi siap untuk memukul.

Tubuh bagian atas akan membungkuk ke muka.

c. Langkah terakhir adalah selalu merupakan langkah kaki kanan dan berat badan berpindah ke kaki kanan saat memukul shuttlecock.

Pergerakan kaki kearah kiri muka untuk pukulan backhand underhead net atau clear.

2. Pergerakan ke muka sebelah kanan

Biasanya diperuntukkan bagi pukulan forehand underhand net atau clear.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Langkah pertama adalah langkah yang panjang kearah kanan muka.

b. Langkah kedua dibuat dengan kaki kiri, merupakan langkah penjang dengan ibu jari kaki menunjuk ke ujung kanan dari faring. Raket harus digerakkan ke posisi untuk memukul dan berat badan berpindah ke kaki yang berada di depan. Tubuh diusahakan supaya dalam keadaan membungkuk.

c. Langkah berikutnya dapat berupa langkah panjang dengan kaki kanan atau merupakan lengkah-langkah kecil menggeser, tergantung berapa jauh anda harus bergerak untuk mencapai shuttlecock.

d. Langkah terakhir harus selalu merupakan langkah kaki kanan, pada saat anda melakukan pukulan forehead underhand net atau clear. Kaki kiri akan terlentang lebar jauh ke kaki kanan dan berada lebih dekat ke tengah lapangan.

e. Untuk kembali ke tengah lapangan, tarik ke belakang kaki kanan dan mundurlah dengan melakukan langkah-langkah pendek.

Pergerakan kearah kanan muka untk pukulan forehead underhead net atau clear.

3. Pergerakan ke samping

Biasanya diperuntukkan bagi pengembalian pukulan smash atau pukulan drive dari sisi backhand. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Kaki kiri melangkah mundur untuk mempersiapkan langkah ke samping. Berat badan akan berpindah ke bahu. Bahu akan berputar sehingga bahu kanan mengarah ke jarring sedangkan behu kiri mengarah ke belakang.

b. Langkah kedua suatu langkah panjang kearah kiri lapangan dengan kaki kanan sedemikian rupa sehingga ibu jari menunjuk ke garis samping kiri lapangan. Bahu sejajar dengan garis samping kiri, pada saat raket bergerak ke posisi memukul. Bila perlu melakukan langkah-langkah pendek menggeser untuk jarak yang agak jauh.

c. Akhirnya berat badan selalu pada kaki kanan, pada saat melakukan pukulan. Kaki akan terentang terbuka dengan posisi kaki kiri lebih dekat ke tengah lapangan.

d. Untuk kembali ke tengah lapangan, tariklah kaki kanan kemudian kaki kiri (sambil kaki kiri berputar menghadap ke jarring). Kalau perlu lakukan langkah-langkah pendek menggeser, untuk kembali ke posisi siap lapangan tengah.

4. Pergerakan ke Samping Kanan

Biasanya diperuntukkan bagi pengembalian pukulan smash atau pukulan drive pada sisi forehand. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Langkah pertama dilakukan dengan kaki kanan. Bahu agak berputar sehingga bahu kiri anda menunjuk ke arah tepi tengah jarring dan bahu kanan mengarah ke sudut kanan belakang lapangan anda. Berat badan anda akan berada dimuka kaki kanan anda lutut anda agak menekuk dengan ibu jari kaki kanan, menunjuk ke arah garis samping kanan.

b. Langkah kedua adalah langkah kaki kiri yang bergerak dengan menggeser (kaki kiri bergerak kea rah kaki kanan).

c. Langkah terakhir selalu dilakukan oleh kaki kanan pada saat raket digerakkan ke posisi memukul. Kaki terentang terbuka dan kaki kiri berada lebih dekat ke tengah lapangan.

d. Kembalilah ke tengah lapangan setelah pukulan dilakukan, tariklah kaki kanan dan bergeraklah ke posisi dengan melakukan langkah-langkah pendek menggeser.

5. Pergerakan ke kanan ke belakang

Biasanya diperuntukkan bagi pukulan forehand overhead. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Putarlah kaki kiri kea rah kanan. Melangkahlah dengan kaki kanan kea rah sudut kanan belakang lapangan. Bahu harus berputar sehingga bahu kanan menunjuk kea rah sudut kanan belakang lapangan.

b. Langkah kedua dilakukan kaki kiri dengan menggeser ke dekat ibu jari kaki kanan. Berat badan bersandar pada kaki kanan.

c. Menggeser dengan langkah-langkah pendek bergantian dengan kaki kanan dan kaki kiri sehingga berada di belakang arah jatuhnya shuttlecock, di dekat sudut kanan belakang lapangan. Pada saat pukulan dilakukan berat badan berpindah dari kaki kanan ke kaki kiri. Pinggul dan bahu vberputar sehingga menjadi sejajar dengan jarring pada saat raket menyentuh shuttlecock.

d. Lakukan langkah-langkah pendek untuk kembali ke posisi siap ditengah lapangan.

6. Pergerakan ke kiri Belakang

Pergerakan ini biasanya diperuntukkan untuk pukulan backhand.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Putarlah kaki kanan, lalu lakukan langkah panjang kea rah sudut kiri belakang lapangan dengan kaki kiri, cobalah untuk melakukan sedekat mungkin dengan garis tengah lapangan untuk mendapatkan garis sumbu pergerakan yang dikehendaki.

b. Langkah berikutnya adalah langkah panjang yang dilakukan dengan kaki kanan, yang menempatkan tubuh anda pada posisi memukul untuk overhead backhand.

c. Lakukan beberapa langkah pendek dengan kaki kiri dan kanan untuk mendapatkan posisi yang tepat untuk memukul shuttlecock.

d. Langkah terakhir harus selalu dilakukan oleh kaki kanan dan ibu jari kaki menunjuk kea rah sudut belakang dari lapangan. Berat badan berpindah secara total ke kaki kanan pada saat melakukan pukulan dilakukan dan punggung menghadap ke jarring.

e. Untuk kembali ke tengah lapangan, tarik mundur kaki kanan dan putar kaki kiri serta lakukan langkah-langkah pendek menggeser ke tengah lapangan dan kembalilah ke posisi siap.

7. Pergerakan ke Kiri Belakang

a. Pertama lakukan langkah pendek mundur kea rah sudut kiri.

b. Lakukan langkah mundur dengan kaki kanan.

c. Lakukan langkah mundur dengan kaki kanan dan kiri kea rah sudut kiri belakang hingga mencapai posisi yang tepat untuk memukul shuttlecock.

d. Langkah terakhir ke arah belakang harus merubah langkah lompatan dari kaki kanan ke kaki kiri. Bahu dan pinggul berpusat sehingga bahu kiri menunjuk kea rah garis belakang. Kaki kanan sedikit diangkat untuk mengatur keseimbangan tubuh. Berat badan berada pada kaki kiri. Raket diayunkan di atas kepala untuk melakukan pukulan, pada saat pukulan berat badan dari kaki kiri ke kanan dan bahu kanan bergerak ke muka.

e. Lakukan langkah-langkah kecil dengan kaki kanan dan kiri untuk kembali ke posisi tengah.

I. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga minggu yaitu dari tanggal 23 juli 2010 sampai 4 agustus 2010. Waktu tersebut penulis lakukan untuk melakukan penelitian bulutangkis yaitu pada setiap kegiatan ekstra bulutangkis pada tanggal 23 Juli 2010 dan 30 Juli 2010 dan melakukan tes tanggal 4 agustus 2010 dengan mengambil tempat di SD Juntiweden 1.

J. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pada intinya penelitian kualitatif adalah penelitian yang persoalan dilakukan sesuai suatu masalah diteliti secara kuantitatif, tetapi belum terungkapkan penyelesaiannya. Boleh dikatakan, jika kita belum puas dan ingin mengetahui lebih mendalam tentang suatu masalah, padahal kita tidak bisa menduga atau sukarnya membuat asumsi-asumsi (karena banyaknya kemungkinan penyelesaian/cara yang terjadi), maka penelitian kualitatif cocok dilakukan.

Oleh karena itu, salah satu ciri dari penelitian kualitatif adalah sukarnya kita merumuskan hipotesis. Selain itu, karena kedalaman dan keintensifan penyelidikan suatu masalah, penelitian kualitatif mempunyai sampel yang sedikit (cenderung sampai 1 purposif), menghabiskan waktu yang relatif lama (karena lebih memperhatikan prows daripada hash), dan tidak adanya tes signifikasi. Akibatnya, generalisasi hasil penelitian ini biasanya lebih sering berbentuk case studies, field research (dalam dunia antropologi), naturalistic (dalam bidang pendidikan), dan lain-lain.

Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif, karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati, yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien antar variabel. Pada penelitian kualitatif pun bukan tidak mungkin ada data yang kuantitatif.

Penelitian kualitatif cenderung berkebang dan banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial yang berhubungan dengan perilaku social/manusia, dengan berbagai argumentasi tentunya. (Subana dan Dudrajat, 2005:17).

K. Populasi dan Sampel

Arikunto (1993:102) menjelaskan yang dimaksud dengan populasi itu adalah, “Keseluruhan subyek penelitian, sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah meneliti sebagian dari populasi.”

Bedasarkam keterangan dari Arikunto di atas dan keterangan dari Subana dan Sudrajat yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif bukan untuk membuktikan suatu hipotesis, tapi hanya memberikan gambaran dan hanya memerlukan sampel yang sedikit, maka penulis hana menetapkan sampel sebanyak 10 orang siswa sebagai sampel.

L. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penulis melakukan data ceklis sebagai berikut :

No.

Responden /

Siswa

Skor Tingkat Kemahiran / Penguasaan

Dalam Persen

Grip

Sikap

Service

Pukulan

Kerja

Kaki

1.

Siswa 1

2.

Siswa 2

3.

Siswa 3

4.

Siswa 4

5.

Siswa 5

6.

Siswa 6

7.

Siswa 7

8.

Siswa 8

9.

Siswa 9

10.

Siswa 10

M. Pelaksanaan Tes

Tes dilakukan pada tanggal 04 Agustus 2010 dari pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai. Tes ini dilakukan dengan cara siswa melakukan permainan satu lawan satu (tunggal) dan pada saat melakukan permainan tersebut penulis mengumpulkan data dalam bentuk ceklis.

Sebelum tes dua minggu sebelumnya penulis telah melakukan metode pelatihan kepada 5 orang sampel dengan menggunakan metode bagian dan 5 sampel lainnya diberi metode pengajaran dengan metode global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar